Halo teman-teman semua! Jadi disini aku mau membagikan salah satu cerpen yang ada di buku karyaku yang berjudul "PCPK : Little Celebrity". Buku ini terbit dari Penerbit Mizan tahun 2013. Jadi ini ceritanya cerita fabel ya teman-teman. Semoga teman-teman bisa mengambil pelajaran dari cerpen ini.
KABUR DARI RUMAH
Anak beruang bernama Mell baru saja
lahir. Momo, kakaknya, sangat senang karena mempunyai adik baru. Momo sangat
suka bermain dan bercanda.
"Bu, aku boleh menggendong
adikku?" tanya Momo sambil menatap Mell.
"Tidak, kau tidak boleh menggendongnya!
Kau belum bisa. Adikmu ini masih sangat kecil,” jawab Ibu Beruang spontan.
"Ah, ya sudahlah, aku mau ke
kamarku dulu!” ujar Momo sambil berlari menuju kamarnya. Di kamar, Momo duduk
di kasur.
Ih, mengapa, sih, aku tidak boleh
menggendong adikku? Kan, aku kakaknya. Ugh, aku sebal! Aku, kan, sudah bisa
menggendongnya,
gumam Momo dalam hati.
Tiba-tiba, perut Momo lapar. Biasanya
kalau lapar, Momo meminta kepada ibunya, dan ibunya langsung memasakkan makanan
untuknya. Momo melangkah ke luar kamar menuju ruang tamu. Ketika sampai di
ruang tamu, Momo melihat adiknya sedang digendong dan dimanjakan oleh ibunya.
"Bu," panggil Momo singkat.
Ibu menoleh ke arah Momo. "Ada
apa, Mo?" tanya Ibu Beruang sambil menggendong Mell.
"Aku lapar. Tolong buatkan aku
makanan, Bu," ujar Momo dengan suara pelan.
"Buatlah sendiri, Mo. Ibu sedang
repot mengurus adikmu ini. Kau bisa, kan, membuatnya?" tanya lbu Beruang
lembut.
Momo menggelengkan kepalanya. Momo langsung
kembali ke kamarnya dengan perasaan kecewa.
Ah, mengapa Ibu tidak mau
membuatkanku makanan? Hanya karena mengurus Mell. Ibu selalu mengurus Mell,
sementara aku diabaikan melulu! Huh, aku sebal sama Ibu! ujar Momo dalam hati.
Momo memegangi perutnya yang
kelaparan. Aduh, perutku lapar! Momo akhirnya tidur di kamarnya.
***
Malamnya, Momo terbangun. Momo ingin
makan. Namun, apa boleh buat? Momo tidak bisa memasak, sementara ibunya
menyuruhnya untuk memasak. Momo pun menuju dapur. Di dapur hanya ada sedikit
makanan. Momo memakannya hingga habis.
Tiba-tiba lbu datang sambil
menggendong Mell.
"Momo, kau melihat makanan yang
ada di situ?" tanya Ibu Beruang tiba-tiba.
"Lihat, Bu. Tetapi, aku sudah
memakannya," jawab Momo.
"Apa? Kau memakannya? Itu adalah
makanan adikmu!" seru lbu Beruang. Sebenarnya, lbu Be
ruang sedikit kecewa dengan perilaku
Momo, tetapi Momo, kan, juga lapar.
"Maaf, Bu. Aku tidak tahu. Aku,
kan, lapar, Bu,” ujar Momo sambil menunduk.
"Lapar, lapar. Kan, Ibu sudah
bilang, kalau kau lapar, kau bisa memasaknya sendiri. Masa kau tidak bisa
memasak? Kau itu sudah besar, Momo!" ujar Ibu Beruang.
"Ibu jahat! Ibu jahat! Aku, kan,
tidak bisa memasak! Ibu jahat!" Momo berlari menuju kamarnya dengan penuh
air mata.
Kenapa lbu bersikap seperti itu
kepadaku? Aku benci lbu. Ibu itu jahat! Huh, Ibu selalu mementingkan Mell
daripada aku! Huh, aku sudah tidak berguna lagi di rumah ini, batin Momo sambil menangis.
Ah, lebih baik aku pergi ke hutan
saja daripada diomeli Ibu terus-menerus, pikir Momo lagi.
Momo langsung keluar tanpa izin
ibunya. Momo berlari dari rumahnya menuju hutan. Momo sangat kesal pada sikap
ibunya itu. Momo berhenti di tengah-tengah hutan, lalu tidur di bawah pohon
yang menjulang tinggi.
***
Paginya ....
"Momo, di mana kau?" tanya
Ibu Beruang setengah berteriak sambil menggendong Mell. Ibu mencari ke kamar
Momo.
"Momo, kau ke mana?" Ibu
Beruang kaget ketika melihat kamar Momo kosong.
"Aduh, Momo ke mana, ya?"
Ibu Beruang mulai cemas. Ibu mencari Momo ke seluruh ruangan rumah, tetapi
hasilnya nihil. Momo tidak ada.
Jangan-jangan Momo kabur. Ah, mana
mungkin! pikir Ibu
Beruang. lbu terus mencari Momo, dari kolong meja hingga ke rumah Pak Cousin,
beruang tetangganya. Pak Cousin hidup sendiri karena istri dan anaknya sudah
mati dimakan binatang buas.
"Pak, Bapak melihat Momo
tidak?" tanya Ibu Beruang cemas.
"Tidak, Bu. Memangnya Momo ke
mana?" Pak Cousin balik bertanya.
"Saya juga tidak tahu. Momo
tidak ada di rumah sejak tadi pagi," terang Ibu Beruang dengan muka cemas.
"Mungkin Momo kabur," ujar
Pak Cousin.
"Ah, masa, sih? Momo, kan, tidak
tahu jalan di hutan ini." Ibu Beruang tidak percaya.
"Mungkin saja, Bu. Boleh saya
membantu mencari Momo?" tanya Pak Cousin ramah.
"Tak merepotkan, Pak?"
tanya lbu Beruang lagi.
"Tidak. Ya sudah, saya pergi
dulu, ya!" ujar Pak Cousin sambil mengunci rumahnya.
Pak Cousin berjalan menelusuri hutan.
Sampai akhirnya, Pak Cousin melihat seekor beruang yang sedang diserang oleh
harimau. Pak Cousin segera menolong beruang itu. Dia menyerang harimau itu
dengan kemampuannya. Sampai akhirnya, Pak Cousin mampu mengalahkan harimau itu.
"Terima kasih, ya!" Beruang
itu berterima kasih kepada Pak Cousin.
"Iya, sama-sama," balas Pak
Cousin sambil membalikkan tubuhnya ke arah beruang itu. Ternyata Pak Cousin
mengenali beruang itu.
"Pak Cousin?" ujar beruang
itu sambil menyebut nama Pak Cousin.
"Momo? Ayo pulang, Momo. Di sini
sangat berbahaya, banyak binatang besar," ujar Pak Cousin
"Tidak. Aku tidak ingin pulang.
Jika aku pulang, lbu juga tidak akan memedulikanku. Ibu pasti akan memarahiku
lagi. Lebih baik aku di sini!" seru Momo galak.
"Momo, ibumu itu mencarimu ke
mana-mana. Ibumu sangat cemas. Sudahlah, ayo pulang!" ujar Pak Cousin
sambil menarik tangan Momo.
“Aduh, jangan tarik-tarik
tanganku!" Momo mengeluh.
"Sudah. Lebih baik kau pulang.
Momo. Ibumu mencarimu!" ujar Pak Cousin dengan nada tinggi. Pak Cousin
mulai kesal kepada Momo.
Pak Cousin menarik tangan Momo dengan
paksa. Sampai akhirnya, Momo dan Pak Cousin sampai di depan rumah Momo.
"Bu, ini Momo sudah
pulang!" teriak Pak Cousin.
lbu Beruang membuka pintu rumah.
"Momo!" Ibu Beruang
menangis sambil memegang tangan Momo.
"Apa? Ibu pasti akan memarahiku
lagi, kan?" ujar Momo sambil mengalihkan pandangannya.
"Tidak, Momo. Ibu Ibu tidak akan
memarahimu. Sekarang Ibu mau bertanya, mengapa kamu kabur dari rumah?"
tanya Ibu Beruang lembut.
"Karena aku benci sama lbu. lbu
selalu memanjakan Mell, sementara aku selalu diabaikan dan dimarahi. Huh!"
Momo kesal.
"Siapa bilang Ibu mengabaikanmu?
Kalau lbu mengabaikanmu, pasti lbu tidak akan menganggapmu sebagai anak Ibu.
Ya, kan?" Ibu Beruang menatap Momo.
"Benarkah itu, Bu? Tetapi,
mengapa Ibu selalu memarahiku?" Momo bertanya lagi.
"Ibu tidak memarahimu. Ibu cuma
menasihatimu supaya kamu belajar disiplin," jawab Ibu Beruang
"Benarkah itu, Ibu? Ibu tidak
memarahiku?" tanya Momo.
"Benar," jawab Ibu sambil
menangis. Momo langsung memeluk Ibu.
"Maafkan aku, Ibu. Aku berjanji
tidak akan begitu lagi," Momo meminta maaf kepada Ibu Beruang.
"Iya, Momo. Momo, maafkan Ibu
juga, ya," Ibu balik meminta maaf.
"Momo, kamu pasti lapar,
kan?" tebak lbu Beruang.
Momo mengangguk.
"Ya sudah. Ayo, ke dalam. Di
dalam ada makanan banyak sekali, spesial untukmu dan Pak Cousin," ujar Ibu
Beruang.
"Makasih, Bu," ujar Pak
Cousin dengan senyuman.
"Ya. Ayo, kita ke dalam!"
ajak Ibu beruang.
Mereka semua masuk ke dalam rumah dan
menikmati makanan yang telah disiapkan oleh lbu Beruang. Kehangatan keluarga
sangat terasa ketika mereka sedang bersama seperti ini.
Momo berkata dalam hatinya, Sungguh
menyenangkan berkumpul bersama Ibu, Mell, dan Pak Cousin. Maafkan aku yang
telah merepotkan kalian semua. []
0 comments:
Post a Comment