11

Pengalaman Wawancara Beasiswa Pemerintah Turki YTB Turkiye Burslari Scholarships

Halooo teman-teman! Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas tentang Tahap Wawancara Beasiswa YTB. Sebelumnya sudah pada tahu kan apa itu Beasiswa YTB? Beasiswa YTB adalah Beasiswa yang di berikan oleh Pemerintah Turki untuk jenjang S1, S2, dan S3. Nah, beasiswa ini ada dua tahap. Yang pertama Seleksi Berkas. Yang kedua Tahap Wawancara. Pada postingan sebelumnya aku sudah pernah membahas tentang Seleksi Berkas Beasiswa YTB. Bagi yang belum tahu, silahkan dibaca yaa! Oke, jadi tahap wawancara ini pada tahunku kemarin di laksanakan pada tanggal 17-22 Juli 2018. Setelah menunggu kira kira kurang lebih setengah bulan, notification itu datangg! Notif yang membuat kaget, senang, terharu, dan bahagia. Semua perasaan bercampur menjadi satu ketika melihat notif bahwa aku lolos seleksi berkas, dan akan mengikuti tahap seleksi wawancara. Notif itu pertama kali muncul di aplikasi YTB-ku. Tertera tulisan "Congtratulation! You have qualified for the interview! Will you attend the interview?" Kemudian di atasnya ada tulisan "Attend", yang berarti kamu bersedia mengikuti tahap wawancara beasiswa tersebut. Atau "Not attend", yang berarti kamu menolak untuk mengikuti tahap wawancara. Dibawahnya tertera tanggal, waktu dan tempat dimana kamu akan wawancara nanti. Tahunku kemarin di Jakarta, Wawancara Beasiswa YTB 2018 S1 di laksanakan di Universitas Indonesia Salemba.
Oh ya, untuk pilihan tempat wawancara Beasiswa YTB biasanya ada dua pilihan tempat. Bisa memilih di Jakarta atau Aceh. Tahun 2018 kemarin, tanggal 17-21 Juli di laksanakan di Jakarta. Sementara tanggal 23 Juli di laksanakan di Aceh. Setelah mendapatkan notifikasi bahwa aku akan mengikuti tahap wawancara, aku mendapat email dari YTB. Email itu berisi tentang apa-apa saja yang harus aku bawa untuk wawancara nanti. 
Hal-hal yang harus dibawa saat Wawancara Beasiswa YTB : 
- Passport dan KTP
- Nilai Ujian Nasional (Btw, ini aku nggak bawa nilai UN-ku pas wawancara kemarin. Karena nilainya memang belum keluar dari sekolah)
- Bukti kertas sudah di terima di Universitas Negeri di Indonesia (Bisa berupa foto bahwa kamu keterima di Universitas di Indonesia lewat jalur SBMPTN/SNMPTN/Ujian Mandiri. Tapi lebih baik di print, biar nyarinya nggak susah)
- Semua berkas yang kita masukkan di aplikasi YTB saat Seleksi Berkas, semua berkas asli dibawa saat wawancara nanti. Seperti sertifikat, transkrip nilai/ijazah, surat rekomendasi dan lainnya. Semua berkas asli tersebut di jadikan satu dalam map/file folder. Di susun serapih mungkin. 
- Mind map atau sesuatu yang menarik yang ingin kamu tunjukkan kepada pewawancara. (Untuk menjelaskan mimpi-mimpi kamu dan rencana setelah lulus nanti, biasanya kamu memerlukan properti seperti gambar atau mind map agar lebih mudah dan menarik saat menjelaskannya)
Tibalah hari dimana wawancara itu tiba. Tanggal 21 Juli 2018. Pada hari itu, aku sudah bangun pagi-pagi sekali. Kerana mendapat jadwal jam 13:30, aku pun berangkat dari rumah sekitar jam sepuluh pagi. Karena jarak dari rumahku menuju UI Salemba bisa di tempuh dalam jangka waktu satu sampai dua jam. Tidak terlalu jauh memang. Aku sampai di UI Salemba jam dua belas siang. Ayah yang mengantarkan dan menemaniku saat di sana. Sampai sana, banyak orang yang duduk di depan sebuah ruangan. Muka-muka tegang terlihat pada raut wajah mereka. Tak ada satu orang pun yang aku kenal. Karena waktu sudah memasuki waktu adzan, aku dan Ayahku pun sholat zuhur telebih dahulu di Masjid UI Salemba. Selesai sholat, aku kembali menuju gedung tempat wawancara tersebut. Aku menunggu di depan ruangan wawancara. Menunggu giliran namaku di panggil. Di sampingku terdapat seorang perempuan yang sudah selesai wawancara. Aku berkenalan dengannya. Aku menunggu dengan perasaan tak tenang. Deg-degan iya, tegang iya. Aku berusaha mengulang-ngulang kalimat bahasa inggris yang sudah aku persiapkan dari rumah. 
"HANIFAH NURUL AULIYA..."
Namaku di sebut dengan menggunakan microphone. Aku langsung kaget. Ayah tersenyum kepadaku dari kejauhan, memberikan kata semangat. Aku bangkit dari kursiku. Aku masuk dan mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah mengetuk pintu, aku membuka gagang pintu dengan hati-hati. Jeng jeng jeng ... Ruang wawancara sangatlah sepi dan tenang. Terdapat dua orang pewawancara, bendera Turki, meja dan satu kursi untuk aku duduk. Sebelum aku duduk, aku menanyakan dulu kepada mereka. Tentunya menggunakan bahasa inggris. 
"Maaf, boleh aku duduk disini?" ucapku sopan. 
"Iya, tentu saja," jawab salah satu dari mereka. 
Kemudian aku duduk di kursi panas itu. Suasana tegang menyelimuti ruangan. Jantungku berdegup sangat kencang. Tanganku mulai dingin. 
"Bolehkah aku memperkenalkan diri?" ucapku terbata-bata. Jujur itu aku sangatt tegang dan panik.
"Hmm, sebelum kamu memperkenalkan diri, saya dulu yang akan memperkenalkan diri saya ke kamu," ucap salah satu dari mereka yang menggunakan kacamata.
Kemudian aku kaget. Hah? Untuk apa pewawancara memperkenalkan diri mereka?
"Oke, saya akan mendengarkan," jawabku dengan muka sangat bingung. 
 "Hahaha ... Saya hanya bercanda. Oke sekarang silahkan perkenalkan diri kamu," ucap Bapak berkacamata itu sambil tertawa terbahak-bahak. 
Aku pun ikut tertawa. Rupanya mereka membuat sebuah lelucon agar aku tidak tegang. Jujur setelah itu, aku jadi santai dan tidak terlalu tegang saat bicara.
"Terimakasih karena sudah memberikan saya kesempatan untuk memperkenalkan diri. Nama saya Hanifah Nurul Auliya. Dan arti dari nama saya adalah, Hanifah artinya lurus, Nurul artinya cahaya dan Auliya artinya pemimpin. Dan orang tua saya berharap saya akan menjadi pemimpin yang hebat suatu saat nanti. Umur saya tujuh belas tahun. Saya berasal dari Tangerang, Indonesia. Pendidikan terakhir saya di SMA Negeri 3 Kota Tangerang. Saya sangat suka menulis sejak umur dua belas tahun. Dan saya sudah pernah menulis tujuh buku karya saya sendiri," ucapku yang Alhamdulillah lancar, karena aku sudah menghafalkannya sejak beberapa hari yang lalu. 
Oh ya, saat wawancara aku membawa sebuah buku kecil yang aku hias-hias sendiri. Buku itu berisi Future Dreamku, sebagai properti agar aku mudah menjelaskan mimpiku kepada mereka. Kemudian, aku juga membawa semua berkas asliku yang aku satukan dalam map. Satu lagi, aku juga membawa tujuh buku karanganku. Salah satu dari mereka meminta berkas asliku. Aku memberikan map itu kepadanya. Kemudian, aku menjejerkan buku-buku karanganku di hadapan mereka. Aku jelaskan satu per satu tentang bukuku secara singkat. Kemudian aku juga di tanya tentang apa yang kamu ketahui tentang Turki. Untungnya aku tahu dua sampai empat kalimat tentang Turki. Kemudian aku juga di tanya sudah di terima di Universitas Indonesia belum? Aku jawab sudah. Aku diterima di UIN Jakarta jurusan komunikasi dan penyiaran islam lewat jalur UMPTKIN. Tapi, aku lupa untuk mengeprint bukti kertas bahwa aku diterima di univ tersebut. Alhasil, aku harus mencari fotonya terlebih dahulu di hapeku. Kemudian aku juga di tanya jika kamu tinggal di sana tapi tidak bisa bahasa Turki, kamu bagaimana? Tentu saja aku jawab, aku bersedia untuk mempelajari bahasa Turki terlebih dahulu. Oh ya, aku juga menjelaskan future planku menggunkan buku yang aku bawa. Mereka mendengarkan dan sesekali bertanya kepadaku. Alhamdulillah, aku bisa menjawabnya. 
Oh yaa .. mereka juga menanyakan pertanyaan-pertanyaan tidak penting kepadaku. 
Seperti, "Ini interview pertama kamu ya? Kamu belajar berapa hari untuk interview ini? Kamu latihan interviewnya sama siapa? Siapa yang mengajarkanmu ngomong bahasa inggris? Kamu kesini sama siapa?" 
Aku menjawab dengan santai. Menurutku pertanyaan-pertanyaan seperti itu mereka tanyakan kepadaku agar aku santai dan enjoy saat wawancara dengan mereka. 
Kemudian saat akhir, mereka berbicara...
"Sepertinya aku tidak melihatmu saat foto bersama yang lain tadi. Kamu kenapa tidak ikut?" tanya bapak berkacamata. 
Memang tadi tuh ada foto bareng bersama interviewernya saat aku belum wawancara. Mereka foto bersama di dalam ruangan. Aku tidak ingin ikut karena aku takut jika belum wawancara, lalu masuk ke dalam ruangan akan dikira tidak sopan atau bagaimana. Kemudian aku menjawab pertanyaan mereka...
"Aku nggak ikut foto bareng-bareng tadi, karena aku ingin foto personal dengan anda berdua, Mister," ucapku sambil tersenyum. 
"Oke, kalau begitu. Ayo kita foto barengg," ucapnya.
Aku langsung senang bukan main. Aku keluarkan hapeku. Kemudian kami bertiga foto selfie bersama. Inilah fotonyaa... 
Ohya btw, yang nanyain aku terus dan memberikan pertanyaan itu yang pake baju biru dan berkacamata. Sementara yang baju merah, dia bertugas mengecek berkasku dan hanya sekali dua kali ikut memberikan pertanyaan. Intinya, pengalaman yang sangat seru dan tak terlupakan wawancara beasiswa YTB kala itu. Beberapa tips dariku saat wawancara YTB nanti : jangan tegang, persiapkan apa saja yang kira kira pertanyaannya keluar saat wawancara nanti, sering-sering berlatih di depan kaca atau dengan orang lain dan jangan lupa berdoa! Ohya untuk wawancaranya menggunakan bahasa inggris ya. Tenang saja, mereka menanyakan dengan bahasa inggris yang umum dan mudah di pahami kok. Jadi insya Allah kita tidak akan kesulitan. 
Untuk nilai UN, jujur aku tidak di tanyakan sama sekali soal nilai UN saat wawancara kemarin. Pewawancara tidak menyinggung sama sekali tentang nilai ujian nasionalku dimana. Tapi rata-rata kebanyakan temanku, mereka ditanya nilai UN mereka. Karena kata temanku nilai UN itu penting, aku pun mengirim nilai UNku ke email YTB walaupun tidak disuruh. Tapiiii, nilai UNku juga tidak baguss! Jadi tenang saja, jangan takut jika nilai UNmu kecil. YTB tidak hanya menilaimu dari segi nilai saja. Mereka juga melihat kamu dari sisi lain. Seperti bakat yang kamu punya, penghargaan yang kamu dapat dan lain-lain. 
Oke, terimakasih sudah membaca pengalamanku kali ini. Sampai jumpa di postingan selanjutnya! 

Back to Top